Nasib Piluh Yang Di Alami Seorang Ibu Demi Sang Anak
Kab.Tangerang, Jurnallbhlpkpkn.com -Seorang Ibu demi sang anak yang sangat mulia rela berkorban apa pun demi anak. Ibu adalah seorang yang mencintai anaknya mulai dari mengandung sampai menginjak dewasa. Karena Ibu yang selalu memberikan kebahagian kepada anak-anaknya dan selalu mengingatkan anak- anaknya jika ada perilaku yang kurang baik. Oleh karena itu Ibu rela berkorban untuk kepentingan anak- anaknya dari pada diri sendiri.
“Pasalnya,Seorang ibu demi sang anak ketika ditemui awak media yang tidak mau menyebutkan namanya, menceritakan nasib piluh yang menimpanya.
Ketabahan Hati Seorang Ibu Demi Saat Anak Ketika Mengandung
Kalau Saya ingat perjalanan waktu hamil. Pengen makan ini pengen makan itu tidak pernah di turutin, Apa lagi kalau meriksa kandungan tidak pernah mau anter,dan tidak pernah nanya kandungan sudah berapa bulan,gimana sehat. Sayangnya tidak pernah diucapkannya. Sedih pengen minum susu hamil aja tidak ke beli.
Namaun saya kalau enggak ikut orang tua, mungkin engga bakalan makan. Karena pengen makan rendang aja enggak kesampean kalau engga Kaka yang beliin. Setiap hari hanya di kasih nya suruh makan pisang dari bandara aja.
Apalagi kalau masalah gaji enggak pernah jujur, saat pada waktu itu dia kerja tidak pernah jujur dari awal ngidam sampe udah mau masuk bulannya. Dia selalu bilang pisah-pisah aja yang tidak jelas dasarnya. Namun tetap Saya pertahankan demi Anak yang dalam kandungan.
Saat mengandung dan melahirkan. Saya melakukan banyak pengorbanan secara mental maupun fisik. Dari emosi yang naik turun, mudah menangis hingga mual maupun muntah. Belum lagi saat melahirkan, saya harus kuat secara mental maupun fisik agar bayi lahir dengan normal dan selamat.”Ucapnya
Seorang Ibu Demi Anak Melahirkan Tanpa Ada Suami Menemaninya
Lanjut,”Karena pada saat melahirkan. Saya tidak temani suami pada waktu melahirkan anak dari darah dagingnya sendiri, dan begitu tega,terasa tidak punya suami pada saat itu.
Saya rela mengorbankan hidup demi sang buah hati, Seorang ibu demi sang anak ,dan perjuangannya tidak habis sampai di situ aja. Karena setelah mengandung dan melahirkan, Saya juga harus membina dan merawat anak dengan penuh hati-hati.
Kebahagiaan Anak Adalah Segalanya Bagi Ibu
Setiap hari do’a selalu terselip untuk anak.Saya berjuang demi memberikan yang terbaik untuk Anak. Berjuang siang dan malam membantu mencari sesuap nasi agar Anak tumbuh dengan sehat, dan dapat menempuh pendidikan yang setinggi-tingginya. Namun kesedihan yang dirasakan tidak pernah Saya menunjukan itu semua di depan anak dan kedua orang tua.”Ucapnya
Demi Kebutuhannya Ibu Rela Turun Kesawah
Demi kebutuhan sehari- hari Saya rela turun kesawah demi sehari-hari dan untuk jajan Anak.Singkatnya, Nasib naas yang dialami mengakibatkan patah pada telapak kaki,hingga tidak bisa jalan,itu terjadi disawah,Saya jalan sampai ngoser mau berobat aja susahnya minta ampun. Dia sebagai suami bukannya bantu istri mala nyumpahin/syukurin. Saya turun kesawah untuk anak,dan buat jajan Anak, karena Dia tidak kerja,Dia kerja sopir paling seminggu 2 kali,semaunya aja kadang satu hari kerja liburnya 3 hari. Untuk kejadian musibah itu pada di saat suasana masih lebaran pada bulan Mei 2020.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga Karena Hal Sepele
Kekerasan dalam rumah tangga dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik fisik dan psikologis. Rumah yang seharusnya menjadi tempat aman justru membawa mimpi buruk bagi wanita.
Ketika Suami di tanya tentang mencari napkah demi sang buah hati, Ayah jangan tiduran terus atu cari kerja,namun bukan senyuman yang didapat Istri akan tetapi pasangannya tersebut langsung marah dengan mata merah.
Dengan niat untuk mempertahankan rumah tangga,Saya ikut bersamanya tinggal bersama keluarganya di kota dan kedua orang tua nya,selama kurang lebih 3 bulan,Namun lebih pahit pada diri Saya. Hal karena hinanan yang didapat.Seketika itu pada akhirnya kami pulang kembali kedesa yang mana desa tersebut tempat dimana saya dibesarkan,dan setelah beberap bulan, kami memutuskan untuk mencari kontrakan yang tidak jauh dari tempat tinggal orang tua.
Nostalgia Di Rumah Kontrakan
Saat kami tinggal bersama dirumah kontrakan dari hari kehari kehidupan ekonomi kami semakin rapuh,untuk makan aja minta sama orang tua, karena suami justru memilih tidur dari pada cari napkah, sedangkan kami hidup ngontrak setiap bulannya harus bayar kontrakan dan beli token listrik.
Jangankan untuk bayar kontrakan dan beli token listrik sulit banget,untuk belanja kebutuhan rumah tangga aja ga ada. Tapi Saya tidak menghilangkan pemberian napkahnya walaupun terkadang tiga hari sekali kadang seminggu sekali. Gimana kalau Saya tidak kerja, jangankan buat jajan anak, buat beli rokonya aja kekurangan.
Demi Anaknya Seorang Ibu Bekerja Menjadi Buruh Rumah Tangga
Bekerja menjadi buruh rumah tangga demi untuk kebutuhan sang buah hati,dan kebutuhan rumah tangga,karena ingin menjadi keluarga yang bahagia.
Pada 20 Septmber 2021 Sakit hati ketika disuguhkan sajian nasi, bukan di makan tetapi nasi itu dilemparnya, hingga makan itu berantakan. Saya kaget dengan rasa takut langsung merangkul Anak dan memeluknya. Sedih rasa ingin menjerit. Pada saat itu Saya mau ganti celana Anak, dan celana yang Saya pakaikan untuk anak di robeknya. dan disitu dia bilang celana gembel dipake dengan nada tingginya. Saat di situ juga dia bilang pisah, terserah lu mau kemana, “ucapnya, ucapan itu bukan sekali dua kali bahkan berulang-ulang kali.Saya tetap berusaha menjadi Istri yang baik tapi apa yang saya dapatkan.
Hanya ucapan kata-kata kasar,tapi Saya tetap mempertahankan,dan pada saat itu terasa sakit hati dan nyesak pada uluh hati.karena kontrakan yang ditempati tidak jauh dari rumah kedua orang tua.karena mau peluk Anak tidak diperbolehkannya. Lalu Saya pulang sendiri kerumah orang tua untuk menghindari hal buruk.
Beberapa hari kemudian pisah ranjang,Saya dan anak tinggal dirumah kedua orang tua.Namun hingga setelah beberapa bulan,Dia bersama keluarganya datang kerumah orang tua”Saya, dan secara jelas mengucapkan ikhlar talak dan memberikan surat pernyatan ikhlar talak yang di saksikan keluarganya dan keluarga Saya serta tetangga yang ikut menyaksikan.
Setelah itu terjadilah peceraian Kami pada tanggal 11 bulan November 2021,dan menurut agama dan kepercayaan saya itu sah secara agama,dan Saya menerimanya,namun pernikahan kami tercatat pada kantor urusan Agama.
Pada saat itu Saya bingung karena pernikahan yang tercatat pada kantor urusan Agama,status memang sah secara Agama tapi belum sah secara Negara, karena kita harus mengikuti aturan Undang-Undang yang berlaku.
Kemudian setelah peceraian sekitar satu minggu dia datang kerumah orang tua saya, dan dibawa anak, tanpa terlebih dahulu bilang kepada”Saya,dan pada saat itu Saya lagi bekerja.
Dengan janji tiga hari akan diantarkan kembali, kami sekeluarga menunggu hingga satu minggu belum kunjung di antarin anak,”Saya,dan mau mengambilnya takut karena orangnya gampang emosional. Sekarang sudah hamir 3 minggu kurang lebih masih belum juga di antarkan kepada Saya.
Dengan pikiran yang semberaut sedih dan pusing. Timbul di dalam pikiran,ketika itu langsung kerumah saudara dan meminta solusi atau jalan keluarnya.Setelah Saya jelaskan dari awal hingga akhir. gimana ini ya jalan solusinya,”Ya kalau nikah resmi lebih baik ajukan gugutan cerai di Pengadilan Agama untuk mendapat kepastian hukum, seorang ibu demi sang anak, baik Akta cerai ataupun hak asuh Anak.
Atas Izin Orang Tua,dan Kaka,serta dari nenek,kakek,keluarga yang selalu support. Karena restu dari mereka. Dengan Bismillahirrahmannirrohim. Maka pada hari itu juga Saya segara bergegas untuk menyiapkan surat-surat atau dokumen yang harus dipersiapkan, sebagai syarat untuk mengajukan pemohonan gugutan cerai pada Pengadilan Agama. Seperti, KTP, KK, Surat Nikah.
Dikarenakan Anak sebelum punya AKTA lahir,karena suami tidak mau mengurus awalnya. Namun Saya harus tetap mengurusnya,karena belum tercantum pada kartu keluarga.Maka Saya masukan nama Anak pada kartu keluarga,karena itu persyaratanya,emang Anak sudah besar seharus lapor pada dinas kependudukan agar dapat nomor NIK. Setelah selesai mengurus kartu keluarga selanjutnya mengurus Akta kelahirannya.
Baca juga: Hak Asuh Anak Jatuh Kepada Siapa?
Saat data sudah memenuhi persyaratan, Saya langsung datang ke Dinas Kependudukan Catatan Sipil. Sudah didaftarkan melalui online. Setelah beberapa hari,dan Alhamdulillah Akta Lahir Anak Sudah tercetak dan juga dapat Kartu Identitas Anak (KIA).
Setelah semuanya persyaratan sudah cukup,baru Saya datang ke Pengadilan Agama,dan meminta formulir pemohon gugat cerai.Setelah semua terisih dengan baik.formulir tersebut diberikan kepada petugas loket.
Alhamdulillah sudah dalam proses Gugatan Cerai pada Pengadilan Agama. Mohon bantu do’a pada semuanya. Semoga proses sidang dimudahkan.
Lanjutan” Setalah melalui persidangan detailnya selama 75 hari, dan Alhamdullilah akhirnya diputus oleh pengadilan hak asuh jatuh pada saya, “tuturnya.
Terimakasih
Sudah mau membaca kisah hidup yang telah dialami seorang ibu demi sang anak.
Semoga kejadian ini menjadi acuan buat para pembaca,dan tidak seperti yang dialami nara sumber tersebut diatas. Aamiin.
Tips Menjaga Keluarga Tetap Rukun Tenteram Dan Bahagia
Menjaga keluarga Rukun Tentream dan bahagia memang bukan soal perkara mudah. Karena bukan tidak mungkin pasangan mengalami ujian kesabaran dan kesetiaan dalam rumah tangga.
Menciptakan rumah tangga rukun,tenteram tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yang namanya masalah pasti akan selalu ada sepanjang hidup. Namun, jangan bertumpu pada masalahnya, tapi fokus mencari cara untuk menyelesaikannya.
Salah satunya adalah dari kalian harus mampu menjaga,seperti ucapan-ucapan yang tidak menyinggung perasahannya,dan menghindari perbedaan atau kesalah pahaman. Wajib dihilangkan sifat pikiran-pikiran negatif antara suami dan istri.
Dalam pandangan Islam, keluarga rukun tenteram adalah keluarga yang Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah. Atau bisa diartikan dengan keluarga yang damai adem ayeum,tentram, rukun, dan penuh cinta kasih.
Pasangan Muslim yang bahagia akan berusaha untuk memiliki kenyamanan satu sama lain. Tersenyumlah pada pasangan Anda, utamanya saat suami pulang bekerja dan lelah mencari nafkah di luar rumah. Hal ini terlihat sederhana, namun menjadi obat terbaik agar pernikahan selalu bahagia.
Berikan ucapan terimakasih Kepeda Istri,Anda.Karena yang senantisasa menjaga dan merawat anak-anak Anda dari pagi hingga ke pagi. Karena tugasnya lebih berat,seperti kerjaan rumah dan lainnya. Jaga perasaannya,dan ketika sedang lelah Anda harus mengerti berikan senyuman kepadanya.