Kisah Sejarah K.H.AMILIN Abdul Jabbar, Guru Ilmu Al-Hikmah
Sejarah K.H.AMILIN abdul jabbar yang dikenal bergelar Abdul Jabbar, lahir sekitar tahun 1800 di Garut dan wafat tanggal 22 September 1962 dimakamkan Dayeuh kolot Bandung Jawa Barat.
Shohibul hikayat Haji AMILIN atau para penghayat Abdul Jabbar atau para murid beliau di bandung dan Garut sering memanggil dia dengan sebutan penghormatan MAMAK Amilin.
Konon Mamak K.H.Amilin abdul jabbar juga sempat berguru kepada Haji Oddo bin Syaikh Abdul KARIM Al-Bantani Yang memiliki pesantren berada di daerah Karawang (Rengas Dengklok), Syaikh abdul karim Al-Bantani adalah seorang ulama besar yang mewariskan Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyyah dari syech akhmad khotib sambas Bin Abdul GHOFFAR (Lahir di sambas – kalbar bermukim dan tinggal dimekkah sebagai pendiri Thoriqot Naqsyabandiyyah Qodariyah) Kepada H.ODDO.
Dan juga K.H.AMILIN abdul jabbar juga sempat berguru dan bermukim di Mekkah Al-Mukarromah. Salah satu gurunya di mekkah adalah “Syaikh Fathoni,” yang menurut riwayat adalah yang memberi H.Amilin gelar dengan sebutan “Abdul Jabbar’ yang berarti hamba Allah yang gagah perkasa.
Abdul Jabbar adalah diri kita yang artinya sebagai manusia adalah abdi Allah yang gagah perkasa (Abdul Jabbar) sebagai khalifah di mukabumi. Jadi Asmak Abdul Jabbar adalah penginisasian diri atau mengembalikan manusia ke arah seharus nya sebagai pemegang kendali alam semesta dan sebagai pengemban tugas dari sang maha pencipta.
Pada zaman penjajahan Mamak Haji Amilin bersama dengan murid -muridnya memakai tanda gelang berwarna merah di pergelangan tangan, sehingga mereka lebih di kenal dengan sebutan “Pasukan Gelang Merah”.
Dalam menghadapi Belanda pada saat itu, Pasukan Gelang Merah tidak menggunakan senjata alias hanya menggunakan tangan kosong.
Walaupun murid-murid Abah K.H.Amilin abdul jabbar ada juga yang berguguran menghadapi para belanda yang pada saat itu bersenjata lengkap, tapi murid-murid Abah tetap berhasil memenangkan perang melawan pasukan Belanda.
Karena hanya menggunakan tangan kosong mengahdapi belanda, tangan mereka banyak berlumuran darah sehingga mereka juga di kenal dengan sebutan “Si Tangan Merah”.
Selama menjalani dan membina sebagai guru Asma Abdul Jabbar, di daerah Garut, Jakarta dan Bandung atau lebih tepatnya di daerah Dayeuh Kolot Bandung.
K.H. Amilin abdul jabbar di kalangan murid-murid nya sering di panggil dengan sebutan Mamak Haji Amilin atau ada juga yang memanggil beliau dengan sebutan Mamak Haji Amilin, sedangkan murid-muridnya di panggil dengan sebutan Pala Putra Mamak, ”Pala” adalah sebutan jamka atau lebih dari satu putra Mamak Haji Amilin.
Abah semasa hidupnya dulu banyak meluruskan orang-orang yang mencari atau mengunggulkan kedigdayaan atau Ilmu kebathinan. Banyak yang di lucuti baik isim-isim, syarat, bahkan niat nya orang-orang itu di luruskkan hanya karena Allah semata.
Di ingat kan untuk meningkatkan ke ikhlasan dan di beri wasiat agar tekad, ucap, jeung lampah (niat, perkataan dan tindakan) selaras dengan perintah karna Allah.
Memberitahukan makna Basmalah, dua kalimah Syahadat, Innalillahi, supaya lurus. Abah juga berwasiat, jangan mengurusi yang namanya khodam apalagi mitos. Wasiat dari Abah H.Amilin yang terpenting adalah untuk selalu menjaga tauhid.
Bahkan dalam dzikir asma di katakan, barang siapa niat nya berdzikir asma abdul jabbar atau Al-Hikmah bukan karena Allah dan termasuk di jadikan sulap, Ingat! maka akan mengalami kecelakaan di dunia dan akhirat.
“Untuk memukul? (memukul siapa)
“Untuk menjaga ? (dari apa)
Yang menjaga itu diri kita dapat karena perlindungan dari Allah. Tengok ini untuk itu, itu untuk ini.
Dalam mengamalkan “(kalimah asma abdul jabbar)” ini,semata-mata hanya untuk berbakti diri kepada Allah dan tidak untuk kepentingan dunia semata, kesaktian, kekayaan, dan lain-lain.
Sedangkan karomah yang dialami oleh Mamak K.H. Amilin abdul jabbar yang sering di ceritakan para sepuh adalah benar tapi itu semata-mata adalah kehendak atas Ridho dan rahmat Allah bukan kehendak atau kemauan Abah.
“Saat kamu melempar, maka bukan kamu yang melempar’ tapi atas kehendak nya yang melempar”. Dan lihatlah iblis yang mampu terbang dan berpindah dari ujung barat ke ujung timur hanya dengan sekejap mata!, namun tetap saja dia terlaknat di hadapan Allah.
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Artinya : “Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl [16] : 98).
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ
Artinya : “Aku berlindung kepada Allah dari syaithan yang terkutuk”
Kalimat bacaan tersebut disebut sebagai Bacaan “Ta’awudz / Isti’adzah” . Ta’awudz adalah sebuah bacaan yang digunakan untuk tujuan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan Setan saat hendak membaca kitab suci Al-Quran .
Hukum membaca kalimat Ta’Awudz (Audzubillah Himinas Syaiton Nirojim) menurut sebagian Ulama adalah sunnah dibaca ketika akan membaca Al-Qur’an atau saat akan Sholat . Kalimat tersebut berasal dari dalam Al-Qur’an yang terdapat perintah untuk membaca “Audzubillah Himinas Syaiton Nirojim” sebelum membaca Al-Qur’an.
Maknanya:
Dalam mengarungi hidup yang berat ini syetan senantiasa menggoda umat manusia dengan laknatnya, oleh karena itu kita harus berlindung kepada Allah ﷻ agar terhindar dari laknat tersebut dengan cara mendekatkan diri kepada hukum-hukum allah.
Basmalah:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Kalimat Bismillahirrahmanirrahim memiliki arti : “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ”
Hikmah Membaca Basmalah
Sebagai umat muslim, kita diajarkan untuk mengucapkan kalimat basmalah ketika kita ingin melakukan suatu pekerjaan dengan cara yang tentunya baik.
Itu mengingatkan kita bahwa pekerjaan yang dilakukan adalah perintah Allah SWT atau karena telah di izinkan-Nya.
Selain kita berlindung kepada hukum-hukum Allah, maka kita mejalankan segala sesuatu dengan mengatas namakan Allah. Artinya kita bertindak di muka bumi ini mewakili atas ridho dan izin Nya. Oleh karena itu segala tindak tanduk kita harus sesuai dengan yang di inginkan oleh Allah yang tercantum dalam al-qur’an.
Syahadat:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
“Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah”.
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
Hukum dengan sifat-sifat Allah yang kita pakai dan Nabi Muhammad sebagai petunjuk yang kita pakai untuk mejalani kehidupan.
إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Inna lillahi Wa Inna ilahi raaji’uun adalah potongan dari ayat Al-Qur’an, dari Surah Al-Baqarah, ayat 156. Isi penuh ayat tersebut adalah:
ٱلَّذِينَ إِذَ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌۭ قَالُوا۟ إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali). (Al-Baqarah 2:156)
Inna Lillahi Wa Inna Ilahi Raji’uun
Dalam hal ini semua yang di langit dan di bumi akan kembali kepadanya, maka kita janganlah menyombongkan diri, segala sesuatu dengan kalimat Insya Allah.
Jadi jelas amalan di atas tanggung jawab bagi yang membacanya, bila mana mengingkari atau mengkhianati sansinya akan sangat berat. Semua nya karena sahadat diri, setiap abdul jabbar akan membawa shadatnya masing -masing kelak di hari akhir dan setiap abdul jabbar akan bertanggung jawab atas diri sendiri di hadapan shadatnya.
Siapapun orang yang memvonis sesuatu karena sebab wiridnya asma abdul jabbar atau Al-Hikmah hanyalah semata-mata karena keridhoan Allah terhadap hambanya yang senantiasa mengingatnya dalam keikhlasan.
Cukuplah ALLAH Yang Menjadi Pelindung Dan Hanya Kepada ALLAH Kita Memohon Perlindungan.
Dalam pengmalannya yang di ajarkan Mamak K.H Amilin abdul jabbar, asma abdul jabbar tidak memakai istilah guru atau murid, karena kita sama di hadapannya sama manusia nya.
Apakah Kita Sudah Benar Menjadi Manusia Atau Sudahkah Menjadi Manusia Yang Benar?
Saksikan Niat, Ucap dan perbuatan kita, apakah sudah betul sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits.
Konon salah satu wasiat dari mamak haji Amilin yang tercantum dalam kitab wasiat Asma dalam bahasa sunda dan di terjemahkan ada beberapa yang perlu diketahui:
Ketika Anda hendak mencari ilmu harus di perhatikan bagaimana perilaku gurunya.
Bagaimana pelaksanaan ilmunya atau rendah hati nya serta kasih sayang nya kepada murid.
Dengan menurunkan ilmu, sebab untuk mencari ilmu itu hukumnya wajib dengan pelaksanannya.
Mencari ilmu itu wajib bagi laki-laki dan perempuan, oleh karena itu perhatikan lah perilaku gurunya, karena ilmu yang paling utama itu adalah ilmu tingkah laku (akhlak) dan amal yang paling utama adalah memelihara tingkah laku.
Pepatah para sepuh atau orang dulu, tetaplah seperti ilmu padi semakin berisi semakin merunduk, takut karena apa, berani punya apa.
Dalam masa penyebaran ajaran Asma Abdul Jabbar, Mamak K.H Amilin telah memberikan contoh teladan dari ajaran asma yang baik. Hingga menurut kisah pala putra da keluarga abah yang hadir pada saat abah Haji Amilin mendekati ajal, Haji Amilin masih berpesan :
Ulah musyrik, Ulah musyrik, Ulah Musyrik ( jangan musryik 3x ).
Karena ajaran Asma Abdul Jabbar pernah di katakan sebagai aliran kurang baik oleh beberapa ulama, tuduhan ini muncul dari masalah ke amanan, akidah dan persaingan perguruan pada saat itu.
Perdebatan yang serius terutama dalam pengistilahan : ABDUL JABBAR : dalam kalimah yang beliau sampaikan karena “Abdul itu di identikkan dengan makhluk bukan kholik yang di khawatirkan dengan adanya penyimpangan akidah.
Namun Alhamdulillah akhirnya setelah mencerna lebih mendalam sesuai pemahaman Hakekat terutama dari Asbabun Nuzulnya masalah tersebut selesai. Mereka menyimpulkan bahwa ajaran kalimah asma abdul jabbar mengandung penghayatan hakekat yang memang dalam.
Setelah salah satu penerus beliau menjelaskan kepada menteri agama akhirnya dapat di terima dan akhirnya nama ajaran kurang baik itu di cabut.
Namun akhirnya asma terpececah yang ada di Jakarta di sebut asma intelek oleh yang di bandung karena ilmu di pergunakan ke kalangan luas dan membantu yang lemah secara massal, akhirnya banyak yang mengakui termasuk bapak Ali Sadikin almarhum yang pada waktu itu menjabat sebagai gubernur DKI.
Hakikat Dan Nitsbat Ismu Abdul Jabbar
Nitsbat Ismu Abdul Jabbar ialah kepada tiga hamba Allah : yaitu Malaikat Jibril Allaihissholatu Wassallam, Nabi Musa Allaihissholatu Wassallam, dan Nabi Besar Muhammad Rasulullahu Shalallahu alaihi wassallam (dalam kitab Syamsul Ma’arif Al Kubro )
Mungkin itulah filosofi ajaran Abdul Jabbar dari Mamak K.H.Amilin Abdul Jabbar yang dalam pengalamannya di fokus pada “pengencangan otot ke dua lengan” di sertai dengan dzikir asmak-Nya.
Simbol lengan adalah filosofi kekuasaan dan power untuk merubah ke adaan, pada jibril Allaihissholatu Wassallam, lengan di simbolkan sayapnya yang jika di kembangkan sangat lebar dan panjang sekali dari ujung timur sampai ke ujung barat.
Namaun pada Nabi Musa Allaihissholatu Wassallam, indektinya lengan yang bercahaya.
Dan pada Rasulullahu Shalallahu alaihi wassallam, di simbolkan sebagai “rahmatan lil alamin”.
Hakikat Ismu Abdul Jabbar : dalam menggali khazanah ke ilmuan ismu Abdul jabbar adalah:
Ta’awwudz Atas kehendak dan Izin Nya adalah ismu yang mejadikan mengawali segala sesuatu yang yang dhohir : Allahu Ismun Lidzati Wajibil Wujud”, Kalimat diatas merupakan kalimah peraksian terhadap asma tersebut yang merupakan kalimah cahaya awal kejadian.
Basmalah:
Dengan menyebut Asma Allah Arrohman dan Arrohim disini tersirat sebuah pemahaman “Asma Dzat” Laitsy Kamitslihi Syaiun Yakni ARRAHMAN dan ARRAHIM.
Arrahman adalah ismuz Zat ismuz zat yang mengantarkan kepada Nikmat dunia. Dan Arrahim Adalah ismuzzat yang mengantarkan kita kepada nikmat di akhirat.
Tetapi ini bukan berarti pengkotakan terhadap nikmat Allah. Karena ini adalah Ismu yang begitu lafazd Allah adalah ismu yakni ismu Dzat Lidzati Wajibil Wujud Sama juga dengan dzat
Laitsya kamitslihi syai-un seterusnya.
Baca juga: Kisah Sejarah Asal Usul Perguruan AL-Hikmah Cisoka Tangerang Banten
Konon Pengertian Abdul Jabbar merupakan perwujudan dari 3, kehendak atas ridho dan kuasa Izin Nya yakni:
- Jiwa
- Ruh
- Raga
Dalam bahasa lain disebut :
1. Tekat artinya hati yang bersih.
2. Ucap yang artinya Perkataan yang baik.
3. Lampa artinya tindakan yang benar menurut agama
Disinilah kita menyadari bahwa segala sesuatu merupakan Pengreksa atau karena izin Allah dan keridhoan Allah, Pengertian inilah muncul kalimah Ke 4 yang berbunyi: INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROOJI-UUN, Bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Berdasarkan empat kalimat kunci tersebut, maka Insya Allah Ikhwan atau Akhwat Al-Hikmah diharapkan menjadi seorang manusia baik, mengerti, dan paham serta ABDUL JABBAR.
Inilah yang menjadi cita-cita kita semua sebagai hamba Allah sehingga kita menjadi hamba yang selamat dunia akherat dan menyelamat sesama manusia.
Demikian ulasan tentang Kisah Sejarah K.H.Amilin Abdul Jabbar jika dirasa bermanfaat silahkan bagikan, bilamana ada salah penulisan atau kata-kata kurang baik dan kurang berkenan, tidak maksud demikian, mohon maaf dan dapatkan update artikel berita pilihan setiap hari dari Jurnallbhlpkpkn.com/.( Asisten Advokat/ Ketua LBH LP KPK’N/ Red / Al-Hikamh Cabang Gintung).