Kisah Cerita Mistis Pernikahan Ki Buyut Beji Bersama Putri Alam Goib
Serang – Memiliki banyak situs cagar budaya salah satunya di Jl.Ki beji, terumbu, kelurahan terumbu, kecamatan, kasemen, Kabupaten Serang, Kota serang -Banten. Pernikahan Ki Buyut Beji, kramat pemandian sumur tujuh.
Saat terjadinya sumur kramat, konon sumur ini berawal dari sang putri Negeri alam goib yang pertama kali mandi, sumur buatan ki buyut beji. Diriwayatkan kiai terumbu merupakan ulama besar Banten pada abad 15 sebelum Sultan Maulana Hasanudin menjadi Sultan dikerajaan Banten, dan pada masa tersebut kerajaan Banten belum menjadi kerajaan Islam, saat itu kiai terumbu bermukim disuatu kampung yang disebut kampung padadaran yang sekarang adalah kampung terumbu.
Kiai terumbu memiliki lima orang anak. Anak pertama bernama Abdul Fattah, atau terkenal dengan sebutan Ki buyut beji. Julukan ini karena Abdul Fattah terkenal sebagai sosok berhati besi dengan pembangkangannya terhadap penjajahan zaman dulu.
Saat dewasa, ki buyut beji memiliki seorang istri. Namun istrinya tersebut tidak berumur panjang. Karena itulah dia ingin mencari istri kembali. Tetapi para wanita tidak ada yang mau menjadi istri buyut beji, hal ini karena takut akan berumur pendek seperti almarhuma istri yang pertama.
Pada akhimya, buyut beji menghadap orang tuanya yang bernama kiayi terumbu. Kononnya oleh kiayi terumbu disarankan untuk mencari istri dari golongan Negeri alam goib. Wallahu al’am
Syarat Mendapatkan Istri
Syarat agar mendapat istri dari golongan Negeri alam goib adalah dengan membuat sumur pemandian di satu kampung yang terdapat hutan, Dan hutan tersebut yang belum pernah di jamah manusia.
Apabila sumur itu digunakan mandi oleh wanita dari golongan negri jin, maka, ki buyut beji diharuskan mengambil salah satu pakaiannya.
Setelah menerima syarat dari orang tua, yakni, ki buyut terumbu seperti itu. Segera bergegas ki buyut beji untuk mencari kampung dimaksud.
1. Setelah didapatlah kampung yang bernama kajemen. Di sanalah dia mulai menggali sumur. Namun, setelah selesai menggali beberapa hari menunggu, tidak ada satupun wanita yang mandi.
2. Setelah gagal. Ki buyut beji membuat sumur yang sama yaitu di Kampung Pontang tak jauh dari tirtayasa. Setelah beberapa hari menunggu, ternyata juga tidak ada hasilnya.
3. Karena sudah dua kali gagal, pada akhimya kembali menghadap sang ayah, yakni, kiayi terumbu. Karena sudah gagal yang ke dua oleh karenanya ki buyut beji diperintahkan untuk membuat sumur di kampung yang di tempati Kiayi terumbu, yaitu Kampung Padadaran yang sekarang benama kampung terumbu.
Setelah beberapa hari menunggu, maka, terlihat nampak tanda-tanda air sumur telah keruh. Na, ini berarti ada wanita yang sedang mandi. Pada keesokan malamnya, ki buyut beji mengintip sumur buatannya, dan ternyata ada tiga wanita golongan alam goib sedang mandi.
Saat itu ada dua wanita mengetahui keberadaan ki buyut beji yang sedang mengintip mereka, maka keduanya itu segera mengambil pakaiannya, dan seketika langsung menghilang. Masih ada satu wanita yang masih mandi di sumur buatan ki buyut beji.
Maka Ki buyut beji segera mengambil pakaianny, dan langsung untuk segera menyembunyikannya di dalam lumbung padi.
Jin wanita itu mencari pakaiannya yang hilang entah kemana, disinilah awal mula bertemu dengan ki buyut beji. Pada malam itu Ki buyut memberikan pakaian yang seadanya.
Karena wanita itu telah kehilangkan pakaiannya, dan kekuatannya juga ikut hilang, dan ki buyut beji lalu mengajak ke tempat kediaman Kiai terumbu.
Setelah wanita tinggal dikediaman rumah kiai terumbu pada waktu itu, karena sudah beberapa hari, akhirnya ki buyut terumbu memberi tahukan pada buyut beji untuk dinikahkan dengan wanita putri alam goib tersebut, dan ki terumbu memberi tahu pada pernikahan ki buyut beji bahwa mereka akan hidup normal. selama pakaian itu tidak ditemukan wanita yang telah menjadi isteri syah mu.
Pernikahan Ki buyut Beji
Setelah berumah tangga ki buyut beji dengan perempuan yang berasal dari Negeri alam goib dikaruniai tiga orang anak putra dan putri. Yang diantaranya :
1. Anak Pertama Tanjung Anom
2. Anak Kedua Nama Kudup melati
3. Anak Ketiga Nama Dewi Rasa
Perjalanan Menuju Demak
Saat ki buyut beji diundang rapat oleh para Wali di demak. Dalam perjalanan menuju demak selama 3 hari 3 malam sampai dilokasi Masjid Demak. Namun pada perjalanan ke demak ada beberapa kejadian aneh.
1. Saat pada hari pertama perjalanan, ki buyut beji melihat burung yang mati di depannya, dan dia pun menangisi burung tersebut sambil berkata, “Seandinya saja Allah menjadikan burung ini hidup kembali, maka dia akan dapat berguna bagi anak dan keluarganya”. Seketika itulah Allah mengabulkan permintaannya.
Burung itu langsung hidup kembali, dan dengan izin Allah, burung itu bisa berbicara dengan bahasa manusia. Burung itu berkata kepada ki buyut beji, “Jika engkau butuh pertolongan ku; maka panggil saya dan akan membantu. Hentakkanlah kaki mu ke bumi tiga kali sebelum memanggilku, maka, aku akan datang. “Baiklah, bila aku membutuhkan pertolonganmu aku akan panggil dirimu! ” Balas Ki buyut beji. Kemudian burung itu pergi meninggalkan ki buyut beji.
2. Pada hari kedua perjalanan, secara tiba-tiba telihat ada belut putih mati di hadapanya, dan ki buyut beji pun kembali menangisi belut tersebut sambil berkata, “Seandainya saja Ya Allah, belut ini hidup kembali, maka dapat berguna bagi anak dan keluarganya.” Seketika itu juga Allah mengabulkan permintaan ki buyut beji. Belut itu langsung hidup, atas kehendak Allah, belut itupun dapat berbicara dengan bahasa manusia.
Belut itu berkata kepada ki buyut beji, “Jika engkau butuh pertolonganku, maka, aku akan membantumu. Hentakkan kaki bumi tiga kali sebelum memanggilku, maka, aku akan datang kepadamu. “Baiklah bila saatnya membutuhkan pertolanganmu aku akan panggil,” Balas ki buyut beji. Kemudian belut itu pergi meninggalkan dirinya, hilang raib begitu saja.
3. Hari ketiga perjalanan, hal aneh terliaht, yaitu lalat yang berukuran besar mati di depannya. Sama seperti terhadap kedua makhluk terdahulu, ki buyut beji kembali menangisi lalat besar tersebut sambil berkata, “Ya Allah, jika lalat ini hidup kembali maka dia akan berguna bagi anak dan keluarganya.” Dan seketika itu lalat langsung hidup kembali, dan atas kuasa Allah, lalat itupun dapat berbicara dengan bahasa manusia.
Lalat itu berkata kepada ki buyut beji, “Jika engkau butuh pertolonganku, maka, aku pun akan membantumu. Hentakkan kaki Ki Buyut ke bumi tiga kali sebelum memanggilku, maka, aku akan datang kepadamu.”. “Ya, apabila membutuhkan pertolonganmu, maka saya akan memanggilmu” Balas ki buyut beji, Kemudian lalat itu pun pergi meninggalkannya entah hilang kemana dan raib begitu saja di hadapannya.
Pertemuan Ki buyut beji Dan Burung Garuda
Saat malam terakhir perjalanan pulang dari demak menuju kampung terumbu, banten, di tengah perjalanan ada burung garuda berukuran besar mati di depannya. Sama hal nya seperti yang perjalanan itu, ki buyut beji kembali manangisi sang garuda besar tersebut sambil berkata, “ Ya Allah, jika burung ini hidup kembali, maka dia akan dapat berguna bagi anak dan keluarganya.”Dan seketika itu Allah, mengabulkan permintaan Ki Buyut Beji. Burung garuda itu langsung hidup dan dengan seizin Allah dia dapat berbicara dengan bahasa manusia.
Hilangnya Kunci Lumbung Padi
Dalam Perjalanan Sesampainya datang dirumah buyut beji kaget karena setiap bepergian, datang kerumah disambut dengan istrinya tapi kali ini sang istri tidak menyambut kedatangan suaminya, dicari-cari sampai kerumah Kiai terumbu dan menanyakan keberadaan istrinya yang tidak ada dirumah.
Kiai terumbu sebelumnya sudah mengingatkan pernikahan ki buyut bei dengan sang putri tersebut, namun lupa setiap bepergian berangkat keluar daerah atau ke demak, jangan lupa kunci lumbung padi itu, karena tempat menyimpan baju istrimu, dan jangan diberikan kesiapapun juga.
Pada saat mau menempu perjalan mengikuti rapat ke demak, kunci lumbung padi tersebut di titipkan pada ki besus selaku penjaga rumah, ki buyut beji sudah mendengar dan tau didalam lumbung padi ini ada baju istrinya, yakni baju istri ku yang saya yang disimpan di dalam lumbung padi ketan hitam.
Ki besus penjaga rumah yang dititipi hilaf dengan tugasnya, saat itu ki besus tertidur nyenyak,.dan istri, ki buyut beji dengan perlahan-lahan mendekati penjaga rumahnya, lalu mengambil kunci lumbung tempat menyimpan padi, dicari-cari bajunya itu, dan akhirnya ketemu dalam tumpukan padi, langsung dipakai dan menghilang.
Baca juga: Legenda Sanghyang Sirah Terletak Diujung Kulon Pulau Jawa
Hilangnya Istri Ki Buyut Beji
Hilangnya istri, ki buyut beji, Namun Ki buyut teringat dalam isyarat waktu perjalanan pulang dari demak. Saat menemukan burung garuda mati, belut putih mati, lalat besar mati didepannya. Maka seketika itu ki buyut beji injakan kakinya pada bumi tiga kali sambil memanggil burung garuda dan langsung burung garuda itu datang dihadapan ki buyut beji, “jawab burung garuda hamba perlu pertolongan, jawab,” Ya, tolong antarkan saya ke tempat istriku.
Saat itu ki buyut beji disuruh naik kepunggung burung garuda, dan dibawa terbang ke Negeri alam goib tempat istrinya berada, setelah sampai didepan pintu gerbang istana alam goib. maka ki buyut beji berhadapan dengan para penjaga pintu gerbang tersebut dan tidak diperbolehkan sekaligus melarangnya untuk masuk. Tetapi ki buyut beji tetap berusaha untuk tetap masuk kedalam Istana akan menemui dan membawa pulang istrinya.
Konon terjadilah pertarungan sengit antara ki buyut beji dan penjaga pintu gerbang istana alam goib, akhirnya penjaga pintu itupun kalah dan mempersilahkan masuk sekaligus membawa pulang istrinya, tapi ada beberapa syarat yang harus dilaksanakan.
Syarat Membawa Pulang Istri
1. Pertama buyut beji disuruh mengumpulkan kacang ijo yang berceceran dibuang dengan sengaja oleh penjaga Istana Negeri alam goib, dan dikumpulkan kembali untuk menjadi semula, karena pernikahan ki buyut beji ingin langgeng, dan akhirnua mau tantangan tersebut. kemudian Ki buyut beji meminta bantuan kepada burung garuda untuk mengumpulkan kacang yang ditabur berceceran, sehingga burung garuda tanpa terlihat penjaga Istana, burung garuda berhasil mengumpulkan kacang ijo sehingga utuh menjadi semula.
2. Kedua ki buyut disuruh mengambil air dengan keranjang bolong, berpikir sejenak bagaimana bisa ini mengambil airny, sedangkan keranjang bolong, dan lalu teringat akan janji belut putih yang hidup di air. Atas bantuan belut putih akhirnya bisa mengambil air dengan keranjang bolong dan dililitnya keranjang bolong itu dengan tubuh belut putih.
3. Ketiga ki buyut beji disuruh memilih yang mana istrinya, sedangkan bangsa wajah para wanita disini sama, cantiknya juga sama, pakaiannyapun sama, sehingga sulit untuk memilihnya. Berpikir sejenak bagaimana bisa menunjuk istri saya tanpa minta bantuan, kemudian teringat dengan janji lalat besar, lalu diinjaklah kaki ke bumi tiga kali sehingga lalat besar datang dihadapannya, dan bicara ada perlu yang dibantu tuanku, “jawab ki buyut beji , “Saya minta bantuan, tolong tunjukan istri saya yang mana, “jawab si laat, bilamana saya menempel pada wajah pipi kanan, itu berarti istri, tuan, maka tunjuklah itu benar adalah istri, ki buyut
Kemudian ditunjuklah wanita tersebut, ini adalah istriku. Akhirnya wanita itu ditanya sama penjaga Istana Negeri alam goib, apakah benar kamu sudah menjalankan perikahan ki buyut beji, dan wanita tersebut jawab, “Ya saya sudah menikah dan pernikahan kami dikaruniai 3 anak putra-putri. Setelah ketemu dengan istrinya dan di izinkan untuk pulang, akhirnya kumpul kembali dengan keluarga di kampung padadaran yang sekarang disebut kampung terumbu kasemen Banten.
Kramat Sumur Tujuh
Konon, jika seorang wanita mandi pada sumur tersebut selama tujuh kali, maka akan mampu menarik pikat lawan jenisnya, dan diberikan kasih sayang.
Dan yang melihatnya banyak dikasihi semua orang.
Kramat Ki Buyut Beji Dan Kiai Terumbu
Banyak peziarah yang datang dari perbagai penjuru daerah dan luar daerah. Untuk mengingat akan kematian pada diri sendiri,.dan minta kepada Allah, memohon akan karomah ki buyut beji dan kiai terumbuh.
Wallahu a’lam
Terimakasih
Jika dirasa ini baik menurut Anda, guna menambah pengetahuan. Silahkan dishare artikel ini.
Author : A Iwan Dahlani